Minggu, 19 Agustus 2007

EVOLUSIONIS , PANIK !!!


Evolusionis Australia dibuat KerepotanBulan lalu, 15 Juni 2007, radio Australia ABC menyiarkan wawancara berjudul “Evolution vs creationism battle rages on“ (Perang Evolusi lawan Penciptaan Terus Membara). Hadir sebagai pembicara adalah Michael Ruse, filsuf ilmu pengetahuan kelahiran Inggris. Profesor Filsafat di Florida State University, AS, yang juga veteran perang evolusi lawan penciptaan ini sedang di Australia untuk menghadiri konferensi besar para ilmuwan evolusi.Mengapa tajuk itu perlu diangkat oleh radio ABC? Alasannya sederhana, di Australia terdapat penentangan gigih terhadap teori evolusi. Benarkah?Fakta ini bahkan diakui sendiri oleh evolusionis di luar Australia. Pada butir ke-37 laporan tertanggal 8 Juni 2007 dengan judul “The dangers of creationism in education“ (Bahaya Paham Penciptaan dalam Pendidikan) yang disusun panitia Kebudayaan, Ilmu Pengetahuan dan Pendidikan, Sidang Parlemen Dewan Eropa, tercantum: “... paham penciptaan (atau penciptaan baru) masih berkembang baik di negara-negara berbahasa Inggris, khususnya AS dan Australia.“Konferensi Melawan Teori Evolusi Semakin GencarPernyataan di Dewan Eropa itu bukanlah isapan jempol. Baru-baru ini di sejumlah kota besar di Australia telah diadakan serangkaian konferensi seputar sanggahan ilmiah terhadap kekeliruan teori evolusi, dan bukti fakta penciptaan di alam. Konferensi yang digelar pada tanggal 25 Juli – 3 Agustus 2007 itu menurut jadwal diselenggarakan di University of Southern Queensland, Toowoomba; Mueller College, Brisbane; University of Queensland, Brisbane; Queensland University of Technology, Brisbane; Emmanuel College, Gold Coast; Griffith University, Gold Coast; Macquarie University, Sydney; Sydney University, Sydney; dan di Lyceum Theatre Wesley Conference Centre, Sydney.Sebagaimana dipaparkan situs jaringan intelligent design Australia, www.idnet.com. au, konferensi ini menghadirkan pembicara terkemuka asal AS, profesor Thomas Woodward, presiden CS Lewis Foundation dan dosen di Trinity College Florida. Penulis buku “Doubts about Darwin” (Ragu terhadap Darwin) dan “Darwin Strikes Back”(Darwin Menyerang Balik) ini berlatar belakang pendidikan sains dan doktor di bidang komunikasi.Evolusionis Australia GeramBeberapa tahun belakangan, evolusionis Australia disibukkan dan dibuat berang oleh upaya-upaya para intelektual pendukung penciptaan dan perancangan cerdas di benua kangguru itu. Salah satu pemicunya, mereka sudah memasukkan pengajaran “intelligent design“ (perancangan cerdas) disamping teori evolusi di sejumlah sekolah, sebagaimana disiarkan radio ABC, 21 Oktober 2005 silam. Perancangan cerdas membongkar berbagai ketidakabsahan teori evolusi, yang disembunyikan para pendukungnya dan malah dinyatakan sebagai fakta.Tak ketinggalan, Menteri Pendidikan Federal Australia kala itu, Brendan Nelson, juga menambah kecemasan evolusionis benua itu. Pasalnya, sang menteri membolehkan diajarkannya pelajaran pembanding yang menyingkap kerapuhan teori evolusi itu di kelas-kelas, asalkan orang tua murid menyetujuinya. Hal ini sebagaimana dikutip radio ABC, 26 Agustus 2005, dalam sebuah acara berjudul “Nelson defends 'Intelligent Design' teaching“ (Nelson Membela pengajaran “Perancangan Cerdas“).Membongkar Kekeliruan Teori Evolusi Lewat TulisanSelan itu, sejumlah intelektual dan ilmuwan Australia juga giat menyingkap kekeliruan ilmiah teori evolusi, teori yang didasarkan pada peristiwa kebetulan, dengan menerbitkan buku. Misalnya, baru-baru ini telah terbit buku baru berjudul “Planet Earth and the Design Hypothesis“ (Planet Bumi dan Hipotesis Desain). Jelas terlihat dari judulnya, buku-buku ini menampilkan pemaparan ilmiah tentang keberadaan perancangan cerdas di baik kemunculan alam dan kehidupan ini.Pada saat yang sama, karya ini memberikan sanggahan ilmiah terbaru terhadap teori evolusi yang menyatakan bahwa kehidupan dan alam semesta ini muncul tanpa disengaja, secara acak, tidak dirancang sempurna, murni kebetulan buta tanpa ada penciptaan maupun yang menciptakan, serta tanpa tujuan keberadaannya.Pengarangnya, Dr. David A.J. Seargent, adalah warga negara bagian New South Wales, Australia. Penyandang gelar doktor bidang filsafat ini adalah editor majalah Australia’s Sky and Telescope (Teleskop dan Langit Australia), seorang astronom amatir, dan mantan dosen Filsafat di jurusan pendidikan tingkat dewasa di University of Newcastle.Selain itu ada pula Prof. Michael Denton, yang mendapatkan gelar dokter di Bristol University, Inggris dan doktor di bidang biologi perkembangan dari perguruan tinggi ternama di London, Kings College. Sejak tahun 1984 penelitian utamanya terpusat pada bidang genetika penyakit retina manusia. Kini sang profesor agnostik ini bekerja sebagai peneliti di University of Otago, Selandia Baru.Selain tercantum sebagai penulis lebih dari 70 tulisan di jurnal profesional, ia adalah penulis dua buku yang menantang keabsahan ilmiah evolusi Darwin: “Evolution: A Theory in Crisis“ (1984) dan “Nature's Destiny: How The Laws of Biology Reveal Purpose in The Universe“ (1998). Karya Denton, telah memberikan inspirasi gerakan Perancangan Cerdas, yang kini sangat gencar melawan dogmatisme teori evolusi di berbagai benua.Buku “Evolution: A Theory in Crisis“ (Evolusi: Teori yang Berada dalam Krisis) memaparkan mengapa teori evolusi Darwin berada dalam kesulitan besar. Bagian penting dari buku ini adalah pembahasan tentang temuan-temuan mutakhir di bidang biologi molekuler yang mengguncang bagian paling mendasar teori evolusi Darwin.Di buku keduanya, “Nature's Destiny: How The Laws Of Biology Reveal Purpose In The Universe“ (Suratan Takdir Alam Kehidupan: Bagaimana Hukum-Hukum Biologi Menyingkap Tujuan di Alam Semesta), Denton menunjukkan bahwa jagat raya secara khusus telah ada dalam keadaan yang memang sangat pas untuk kehidupan. Ia mendasarkan kesimpulan ini dengan bukti-bukti dari cabang ilmu fisika, geologi, biologi dan teori informasi. Ia juga menyatakan bahwa hukum-hukum alam telah ditetapkan secara cermat untuk memungkinkan adanya kehidupan.Inilah perkembangan mutakhir di benua Australia, bagaimana dengan di negara tetangganya, Indonesia?sumber: Teori Evolusi Menanti Ajal - www.hidayatullah. com

Tidak ada komentar: